This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 28 Oktober 2013

Peran Pemuda Dalam Kemajuan Pembangunan Indonesia

     Masa depan bangsa ada di tangan pemuda. Ungkapan ini memiliki semangat konstruktif bagi pembangunan dan perubahan. Pemuda tidak selalu identik dengan kekerasan dan anarkisme tetapi daya pikir revolusionernya yang menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam mengubah tatanan lama budaya bangsa dibutuhkan pola pikir terbaru, muda dan segar. 

     Perkembangan pemikiran pemuda Indonesia mulai terekam jejaknya sejak tahun 1908 dan berlangsung hingga sekarang. Periodisasinya dibagi menjadi 6 (enam) periode mulai dari periode Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi 1945, Aksi Tritura 1966, periode 1967-1998 (Orde Baru). 

     Periode awal yaitu Kebangkitan Nasional tahun 1908, ditandai dengan berdirinya Budi Utomo yang merupakan organisasi priyayi Jawa pada 20 mei 1908. Pada periode ini, pemuda Indonesia mulai mengadopsi pemikiran-pemikiran Barat yang sedang booming pada saat itu. Pemikiran-pemikiran tersebut antara lain adalah Sosialisme, Marxisme, Liberalisme, dll. Pengaruh pemikiran ini terhadap pemikiran pemuda saat itu tergambar jelas pada ideologi dari sebagian besar organisasi pergerakan yang mengadopsi pemikiran Barat serta model gerakan yang mereka pakai. Dari beberapa gerakan yang terekam dalam sejarah Indonesia, salah satu yang paling diminati adalah model gerakan radikal. Salah satu gerakan radikal yang terbesar pada saat itu adalah Pemberontakan PKI tahun 1926. Pemberontakan ini merupakan percobaan revolusi pertama di Hindia antara 1925-1926. Selain mengadopsi pemikiran Barat, para pemuda di masa itu juga menerapkan esensi dari kebudayaan Jawa, Islam, dan konsep kedaerahan lainnya sebagai pegangan (ideologi). 

      Periode berikutnya, Sumpah Pemuda 1928, ditandai dengan Kongres Pemuda pada bulan Oktober 1928. Peristiwa ini merupakan pernyataan pengakuan atas 3 hal yaitu, satu tanah air; Indonesia, satu bangsa; Indonesia, dan satu bahasa; Indonesia. Dari peristiwa ini dapat kita gambarkan bahwa pemikiran pemuda Indonesia pada masa ini mencerminkan keyakinan di dalam diri mereka bahwa mereka adalah orang Indonesia dan semangat perjuangan mereka dilandasi oleh semangat persatuan. 

      Dengan melihat perkembangan pemikiran pemuda dari tahun 1908-1998, kita dapat merefleksi sekaligus bercermin dari semangat perubahan yang mereka lakukan. Semangat pembaruan yang lahir dari pemikiran mereka merupakan buah dari kerja keras dan disiplin. Sebagai penerus tongkat estafet perjuangan yang menjadi simbol kemajuan suatu bangsa, kita wajib meneladani semangat dan idealisme mereka agar kelak lahir Soekarno-Soekarno baru, Soe Hok Gie-Soe Hok Gie baru, serta pemikir-pemikir baru yang memiliki pola pikir baru, kreatif dan segar. 

      Pemuda merupakan generasi penyokong bangsa. Pemuda juga merupakan generasi pengganti generasi tua yang sudah ada dan kini berperan aktif dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu keberadaan pemuda sangatlah diharapkan perannya di Negara Indonesia ini. Begitu banyak gerakan yang merupakan gerakan 20 tahunan terjadi di Negeri ini dipelopori oleh para pemuda. Mulai dari Budi Utomo (1908), Sumpah Pemuda (1928), Perang Kemerdekaan (1945), Orde Baru (1966), dan yang terakhir adalah gerakan Reformasi (1998). Namun apakah semua itu hanya merupakan acara 20 tahunan yang tidak memberikan efek berarti bagi bangsa Indonesia bahkan menjadikan Indonesia kian terpuruk. Mungkin sudah saatnya bagi kita generasi muda untuk memikirkan peran nyata kita yang berkelanjutan, tidak insidental seperti di atas dan dilupakan begitu saja. 

      Di zaman yang serba canggih dan maju ini globalisasi sangat cepat berkembang. Kita pun sebagai generasi muda terkena dampak dari globalisasi ini. Peniruan gaya hidup yang kebarat-baratan merupakan salah satu dampak negatif yang kini menyerang. Banyak dari saudara-saudara kita yang mabuk-mabukan, terlibat dunia malam bahkan kasus narkoba. Gaya hidup seperti inilah yang dapat merusak generasi bangsa. Kadang kita juga prihatin melihat pemuda-pemuda yang masih suka nongkrong dipinggir jalan tanpa ada kerjaan atau tawuran antar desa yang kebanyakan disebabkan oleh pemuda. Kultur inilah yang menjadi penyebab terjadinya kerusuhan di Poso, Ambon, dll yang dilatarbelakangi tawuran antar pemuda atau gerakan separatisme bom bunuh diri yang sebagian besar dilakukan oleh pemuda. Kultur hidup seperti ini sangat berbeda sekali dengan kultur yang ada di luar negeri terutama negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, dan Jerman. Di sana golongan muda sangat terwadahi dan aktif sekali dengan kehidupan profesinya. Di Jepang, mereka banyak yang membuat game, komik yang bisa diekspor sampai ke Negara lain. Di Amerika mereka rajin melakukan penelitian sampai akhirnya mendapat paten bertaraf Internasional. Harusnya kita mengambil nilai positif dari terjadinya 



       Masa muda adalah masa yang penuh harapan dengan cita-cita, bahkan penuh dengan romantika kehidupan yang sangat indah. Keindahan masa muda dihiasai dengan bentuk fisik yang masih kuat, pandangan yang masih akurat, pikiran yang masih cermat dan gigi yang masih kuat. Karena itu pantaslah jika pemuda disebut sebagai tulang pungung maju dan mundurnya suatu negara. Seperti yang pernah disabdahkan nabi dalam sebuah hadits yang artinya : “Pemuda adalah tulang punggung sebuah negara, jika mereka baik, maka akan baiklah negara tersebut, tetapi apabila mereka jahat maka akan hancurlah negara.



      Jadi menurut pendapat saya, peran pemuda untuk bangsa itu sangat penting.Bila kita membaca sejarah para pemuda di zaman dulu, Kita bisa melihat dalam kutipan di atas “Pemuda adalah tulang punggung sebuah negara, jika mereka baik, maka akan baiklah negara tersebut, tetapi apabila mereka jahat maka akan hancurlah negara" sehingga negara kita bisa merdeka di zaman itu. Tapi di zaman yang berteknologi pintar seperti sekarang peran pemuda dalam membangun bangsa itu sudah pudar, pemuda sekarang banyak sekali yang teerlena dengan teknologi canggih, mereka lebih banyak menghabiskan waktunya dengan bermain game online, bercengkrama yang tidak penting di sosial media sehingga menyebabkan kecanduan dan bisa mengakibatkan kegelisahan meningkat, konsentrasi buruk dan bermasalah dalam hubungan di kehidupan nyata. Seharusnya pemuda sekarang harus memanfaatkan waktu luang nya dengan menjelajahi perkembangan kemajuan teknologi di dunia melalui dunia maya, belajar dengan tekun supaya tidak mudah di jajah secara halus oleh negara lain. mulai sekarang ini negara asing mulai menjajah secara halus ke negara kita yang kaya akan hasil buminya maka dari itu kita harus mempertahankan dan memanfaatkan kekayaan bangsa ini, supaya hasil bumi kita tidak di ambil oleh negara asing dan para pemuda bisa ikut serta untuk mensejahterakan rakyat indonesia. Oleh sebab itu pemerintah harus berperan penting untuk memberikan pendidikan yang bermoral dan berakhlak mulia supaya bisa membentuk generasi pemuda yang membangun bukan yang merusak.


refrensi : http://knpikersamanah.blogspot.com

Selasa, 15 Oktober 2013

"fungsi keluarga dan hubungannya dengan individu dan lingkungan masyarakat "

  assalamualaykum wr wb

               Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga berperan penting membentuk suatu individu dari segi fisik maupun sikapnya karna keluarga merupakan kelompok terdekat atau yang paling sering di jumpai oleh individu.
                  
                  Fungsi keluarga dalam membentuk individu tersebut juga memeberikan pengaruh kepada lingkungan masyarakat, karena individu yang telah dibentuk di dalam keluarga tersebut akan mengaplikasikan peranan yang diajarkan oleh keluarga kepada lingkungan bermasyarakat. Individu dapat berinteraksi di lingkungan masyarakat dari kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat contohnya kegiatan keagamaan dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya agar dapat bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. 

                   Waktu suatu individu dalam bersosialisasi dengan masyarakat bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja, misalnya pada saat pembentukan organisasi masyarakat atau acara-acara yang resmi maupun tidak resmi. Masyarakat juga berperan dalam membentuk suatu individu atau dapat dikatakan meneruskan apa yang diberikan oleh fungsi keluarga kepada individu tersebut. Disamping berfungsi untuk individu keluarga, juga dapat memberikan fungsinya kepada lingkungan masyarakat. Banyak fungsi yang dapat diberikan oleh keluarga kepada masyarakat salah satunya adalah dengan membantu keluarga-keluarga lain.

                  Dari penjabaran di atas, saya dapat menyimpulkan bahwa fungsi yang diberikan keluarga terhadap individu dan lingkungan masyarakat memiliki beberapa kesamaan salah satunya adalah dalam membentuk karakter suatu individu untuk bersosialisasi dalam masyarakat.

Refrensi oleh :
http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga


Sabtu, 05 Oktober 2013

Manusia Sebagai Makhluk Sosial

          assalamu'alaykum wr wb

     
          Di dunia ini makhluk hidup tidak dapat hidup secara individualis atau sendiri. Mereka membutuhkan makhluk hidup lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Begitu pula dengan manusia, mereka tidak dapat hidup hanya dengan mengandalkan kemampuan mereka masing-masing, mereka selalu membutuhkan peran manusia lain untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan hidup mereka. Maka dari itu manusia disebut sebagai makhluk sosial.
           
          Manusia membutuhkan peran manusia lain dari mulai mereka lahir ke dunia sampai mereka meninggalkan dunia. Hal ini dibuktikan dari bayi yang baru lahir harus mendapatkaan ASI, karena tidak dapat mencari makanan untuk dirinya sendiri dan ketika beranjak dewasa kita harus mendapat bimibingan dari orgtua dan lingkungan sekitar untuk melakukan sosialisasi. Begitu pula dengan yang meninggal dunia, mereka butuh bantuan manusia lainya dari mulai dimandikan sampai dimakamkan. Disamping itu semua, peranan media juga merupakan salah satu cara manusia bersosialisasi. Sebagai contoh pada media elektronik, di dalamnya memiliki media sosialisasi seperti situs jejaring sosial yang memudahkan penggunanya untuk berinteraksi melalui dunia maya, walaupun tidak bertemu antar pengguna dengan pengguna lainnya.

            Dalam kehidupan sehari-hari manusia biasanya hidup dalam lingkup berkelompok atau dengan jumlah banyak, hal ini dilakukan agar manusia dapat lebih mudah bersosialisasi yang nantinya akan memudah kan manusia itu sendiri dalam mencukupi kebutuhannya. Dalam ruang lingkup perkuliahan mahasiswa bisa di sebut juga sebagai manusia yang sedang bersosialisasi tetapi dalam ruang lingkup yang lebih kecil (kampus). Mahasiswa bersosialisasi tidak hanya dengan mahasiswa lain melainkan juga dengan dosen dan para pegawai yang bekerja di dalam kampus. misalnya saat kita berkenalan dengan mahasiswa lainnya dan ketika berada di dalam sebuah organisasi atau kegiatan kampus lainnya.

           Dari penjabaran di atas saya dapat menyimpulkan bahwa sebagai makhluk sosial, kita harus bersosialisasi dengan manusia lain jangan hidup secara individualis karena kita hanya manusia biasa yang diciptakan oleh Alllah tanpa kesempurnaan.